Ilmu Alamiah Dasar



Oleh
Helmi Habibi Hermansyah
NPM : 12519791
Kelas : 1PA09
Jurusan : Psikologi
Fakultas : Psikologi






KATA PENGANTAR
            Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ILMU ALAMIAH DASAR” tepat pada waktunya.
            Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Faaiza Supandi, S.Psi., M.Si., selaku dosen mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “ILMU ALAMIAH DASAR” bagi pembaca dan juga penulis.
            Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Faaiza Supandi S.Psi., M.Si., selaku dosen mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
            Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
            Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Depok, 26 Maret 2020 


Penulis








DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………...… i
DAFTAR ISI ……………………………………………………….... ii
BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………… 1
1.1  Latar belakang ………………………………………………….… 1
1.2  Rumusan Masalah ………………………………………………... 1
1.3  Tujuan Penulisan ……………………………………………….… 1
BAB 2 PEMBAHASAN ……………………………………………... 2
2.1 Pengertian Ilmu Alamiah Dasar ………………………………….. 2
2.2 Perkembangan Alam Pikiran Manusia ………………………….... 2
            2.2.1 Zaman Kuno ………………………………………….… 3
            2.2.2 Zaman Yunani Kuno …………………………………… 3
            2.2.3 Zaman Pertengahan …………………………………….. 3
            2.2.4 Zaman Modern ……………………...………………….. 4
2.3 Mitos (Mitos Sebenarnya, Legenda, dan Cerita Rakyat) ………… 4
            2.3.1 Mitos Sebenarnya ………………………………...…….. 4
            2.3.2 Legenda …………………………………………...……. 5
            2.3.3 Cerita Rakyat ………………………………………..…. 6
BAB 3 PENUTUP …..…………………………………………..…… 8
3.1 Kesimpulan ………………………………………………..……... 8
3.2 Saran ………………………………………...…………..……….. 8
DAFTAR PUSTAKA …………………………….………………….. 9





BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
          Ilmu Alamiah Dasar merupakan kumpulan pengetahuan tentang konsep-konsep dasar dalam bidang ilmu pengetahuan alam dan teknologi. Manusia sebagai subjek pokoknya yang dalam hal ini merupakan makhluk hidup yang palling tinggi kedudukannya. Salah satu indikatornya ialah sifat unik manusia. Dibandingkan dengan makhluk lain, jasmani manusia adalah lemah, tetapi rohani atau akal budi dan kemauannya sangat kuat. Umumnya dikatakan bahwa manusia dan binatang berbeda karena akal budi  yang dimilikinya (hewan memiliki akal budi yang bersifat terbatas atau biasa disebut insting). Akal bersumber pada otak. Dan, budi bersumber pada jiwa. Oleh karena itu, sejalan dengan perkembangannya manusia memanfaatkan akal budi yang dimilikinya dan juga ditunjang dengan rasa ingin tahu (kuriositas), maka berkembanglah pula ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia, perkembangan pengetahuan pun lebih berkembang lagi manakala ditunjang dengan adanya tukar menukar informasi antar manusia.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang dibuat adalah sebagai berikut.
1.      Apa yang dimaksud dengan Ilmu Alamiah Dasar.
2.      Apa yang dimaksud dengan mitos, legenda, dan cerita rakyat.
3.      Apa contoh dari mitos, legenda, dan cerita rakyat.
1.3  Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut.
1.      Untuk mengetahui tentang Ilmu Alamiah Dasar
2.      Untuk mengetahui tentang mitos, legenda, dan cerita rakyat.
3.      Untuk mengetahui contoh dari mitos, legenda, dan cerita rakyat serta makna dibalik itu.





BAB 2
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Ilmu Alamiah Dasar
Ilmu Alamiah merupakan pengetahuan yang mengkaji gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip. Sedangkan, Ilmu Alamiah Dasar (Basic natural science) hanya mengkaji konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang esensial saja.
Ilmu Alamiah Dasar atau Ilmu Kealaman Dasar adalah ilmu pengetahuan yang melakukan kajian tentang gejala-gejala di alam semesta termasuk planet Bumi. Fokus kajiannya adalah konsep dan prinsip dasar yang esensial saja. Bumi menjadi tempat makhluk hidup dan benda mati. Makhluk hidup tunduk pada hokum kehidupan (Biologis), sedangkan benda mati menjadi pengisi bumi dan tunduk pada hukum alam.
Ilmu Alamiah Dasar bukanlah suatu ilmu tersendiri, melainkan merupakan kumpulan pengetahuan tentang konsep-konsep dasar dalam bidang ilmu pengetahuan alam dan teknologi.
2.2  Perkembangan Alam Pikiran Manusia
Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk hidup yang unik karena dapat berpikir. Berpikir itulah yang mencerminkan hakikat manusia. Manusia di samping memiliki kemampuan biologis, manusia dapat juga mengembangkan kemampuan penalarannya. Misalnya, dalam menghadapi suatu kesulitan yang ditimbulkan oleh perubahan suhu lingkungan, manusia dengan penalarannya dapat menciptakan sesuatu untuk menghindari dampak negatif perubahan suhu tersebut. Manusia dapat menghindari dari dampak negatif dari perubahan suhu panas ke suhu dingin yang ditimbulkan dengan membuat api.
Secara kodrat manusia manusia mempunyai perkembangan yang berbeda dengan makhluk hidup lain baik secara ontogenik maupun filogenetiknya. Manusia punya sifat unik tersendiri yang membedakannya dari makhluk lain. Seperti antara lain adalah : Manusia dapat berpikir, manusia dapat berbicara, manusia dapat membuat alat-alat dan menggunakannya, dan lain lain.
Dengan akal budi yang dimilikinya, manusia timbul rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu pun tidak akan pernah dapat dipuaskan. Dalam benaknya akan selalu timbul pertanyaan akibat rasa keingintahuan. Rasa ingin tahu yang terus muncul dan berkembang itu menimbulkan pembendaharaan pengetahuan pada manusia. Pengetahuan yang diperoleh ini akhirnya tidak terbatas pada objek-objek yang dapat diamati dengan panca indra saja, tetapi juga masalah lain yang berhubungan dengan baik atau buruk, indah atau tidak dan sebagainya.
Sifat unik manusia yang dapat berpikir serta raasa keingintahuan yang tidak ada habisnya pun mengarah ke pengetahuan yang tak terbatas. Zaman ke zaman pun pengetahuan manusia terus berkembang dan semakin luas.
    2.2.1    Zaman Kuno
Pengetahuan yang dikumpulkan pada zaman kuno berasal dari kemampuan mengamati dan membeda-bedakan dan dari hasil percobaan yang sifatnya sepkulatif atau trial and error. Semua pengetahuan yang diperoleh diterima apa adaynya, belum ada usaha mencari asal usul dan sebab akibat dari segala sesuatu.
Pada saat manusia mulai mempunyai kemampuan menulis, membaca dan berhitung, maka pengetahuan yang terkumpul dicatat secara tertib dan berlangsung terus menerus. Misalnya dari pengamatan dan pencatatan peredaran matahari, ahli astronomi Babilonia menetapkan pembagian waktu. Tahun dibagi dalam 12 bulan, minggu dibagi dalam 7 hari dan hari dibagi dalam 24 jam. Jam kemudian dibagi menjadi 60 menit dan menit dibagi dalam 60 detik.
    2.2.2    Zaman Yunani Kuno
Yunani merupakan wilayah Eropa yang berbatasan dengan Asia Barat, maka dengan cepat menimba ilmu pengetahuan dari Timur. Di Yunani ilmu pengetahuan disempurnakan melalui penyelidikan (inquiring). Pada tahap ini manusia tidak hanya menerima pengetahuan sebagaimana adanya tetapi secara spekulatif mencoba mencari tentang asal-usul dan sebab akibat dari segala sesuatu.
Yunani terkenal akan tokoh tokoh pemikirnya seperti Thales yang merupakan seorang ahli filsafat dan matematika. Dia berpikir bahwa pangkal segala sesuatu adalah air. Pythagoras seorang ahli matematika yang menemukan rumus Pythagoras. Socrates seorang ahli filsafat yang hasil pemikirannya dihimpun oleh muridnya Plato, diantaranya adalah logika, yakni adanya premis mayor, premis minor dan conclusion. Dan masih banyak lagi.
    2.2.3    Zaman Pertengahan
Pada zaman ini bangsa eropa telah mencapai puncak kejayaannya dan mulai mengalami keredupan, disini bangsa bangsa Arab mulai menunjukkan kemajuannya dalam ilmu pengetahuan. Zaman ini ditandai dengan munculnya Teolog di lapangan ilmu pengetahuan, ssehingga para ilmuwan yang ada pada zaman ini adalah Teolog. 
Banyak tokoh tokoh ilmuwan Arab yang berperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan, diantaranya adalah Al-Khawarizmi yang merupakan seorang ahli aljabar dan aritmatika yang menemukan dasar penggunaan sistem desimal. Ibnu Sina atau yang biasa dikenal sebagai Avicena merupakan seorang ahli ilmu kedokteran yang sebanyak 170 karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa lain. Ar-Razi atau dikenal sebagai Rezes seorang ahli kedokteran dan ahli kimia yang pertama kali mendiagnosa penyakit cacar dan menemukan air raksa dan masih banyak lagi.
    2.2.4    Zaman Modern
Pengetahuan yang terkumpul sejak zaman Yunani sampai zaman Pertengahan sudah banyak tapi belum tersusun secara sistematis dan belum dianalisis menurut jalan pikiran tertentu. Biasanya masih diwarnai oleh cara berpikir ahli filsafat, agama, atau msitik. Setelah ditemukannya alat-alat yang makin sempurna maka dikembangkanlah metode eksperimen.
2.3  Mitos (Mitos sebenarnya, Legenda, dan Cerita Rakyat)
Pada awal prasejarah kemampuan manusia masih terbatas, baik keterbatasan pada peralatan maupun keterbatasan pemikiran. Keterbatasan peralatan menyebabkan pengamatan menjadi kurang seksama, dan cara berpikir yang sederhana menyebabkan hasil pemecahan masalah memberikan hasil kesimpulan yang kurang tepat. Dengan demikian pengetahuan yang terkumpul belum dapat memberikan kepuasan terhadap rasa ingin tahu manusia.
Untuk menjawab rasa keingintahuan tentang alam, manusia menciptakan mitos.
Mitos merupakan cerita yang dibuat-buat atau dongeng yang pada umumnya menyangkut tokoh kuno, seperti dewa atau manusia perkasa. Secara garis besar mitos dapat dibedakan menjadi 3, yaiitu mitos ssebenarnya, legenda, dan cerita rakyat.
    2.3.1    Mitos Sebenarnya
Dalam mitos sebenarnya manusia berusaha dengan sungguh-sungguh dan dengan imajinasinya menerangkan gejala alam yang ada, namun belum tepat karena kurangnya pengetahuan. Sebagai contoh adalah Mitos masturbasi dapat menyebabkan dengkul kopong.
Dalam mitos masturbasi dapat menyebabkan dengkul kopong banyak orang orang yang mekatakan bila melakukan masturbasi dapat membuat dengkul kopon yang mengakibatkan pelemasan dibagian kaki. Namun faktanya, masturbasi tidak dapat menyebabkan dengkul kopong. Spermatozoa tidak diproduksi dan tidak disimpan dalam dengkul melainkan di testis. Mungkin setelah masturbasi biasanya timbul rasa lelah karena masturbasi mengeluarkan energi. Itulah yang membuat pelakunya merasa kakinya menjadi lemas, jadi bukan karena bukan karena dengkulnya menjadi kopong.
    2.3.2    Legenda
Dalam mitos yang dikenal sebagai legenda, dikemukakan tentang seorang tokoh yang dikaitkan dengan terjadinya suatu daerah. Biasanya legenda menceritakan asal usul kenapa suatu tempat itu tercipta dan siapa tokoh yang berperan dalam leggenda tersebut. Sebagai contoh adalah legenda “Bujang Sembilan” Asal Usul Danau Maninjau.
Legenda “Bujang Sembilan” Asal Usul Danau Maninjau mengisahkan tentang asal mula penamaan Danau Maninjau. Berdasarkan kisah legenda, ada Sembilan bujang dan seorang perempuan bernama Sani yang tinggal di kaki gunung Tinjau. Mereka hidup dinafkahi Pamannya. Suatu ketika, paman mereka dan Giran menemui para bujang dan Sani. Pertemuan tersebut membuat Giran dan Sani saling jatuh cinta. Suatu ketika, saat diadakan perlombaan Giran mengikuti lomba dan mengalahkan para bujang. Namun, kekalahan para bujang membuat dendam kepada Giran. Oleh karena itu, lamaran Giran kepada Sani ditolak. Sani menjadi sedih dan mengurung diri. Suatu ketika, Sani dan Giran bertemu disuatu tempat. Pertemuan mereka diketahui oleh kakaknya. Dalam kejadian itu, kakak mereka memfitnah bahwa mereka melakukan perbuatan tidak baik. Merekapun disidang, tetapi pengakuan kakak Sani justru memberatkan hukuman. Merekapun dihukum dan diarak ke kawah. Sebelum mereka menceburkan diri. Sani dan Giran berkata, jika kami salah maka kami tercebut di kawah dan jika kami benar biarkan larva menghantam mereka.
Usai memanjatkan doa, Giran dan Sani pun segera melompat kedalam kawah. Setelah mereka tenggelam kedalam kawah, Tiba tiba gunung itu bergetar dan diikuti letusan yang sangat keras. Lahar panas pun menyembur keluar dari dalam kawah, mengalir menuju perkampungan dan menghancukan semua yang dilewatinya. Tak seorang pun selamat dari letusan Gunung tersebut, dan para Bujang pun menjelma menjadi ikan.
Nilai moral dari legenda ini adalah adalah agar untuk tidak menjadi orang yang pendendam dan menyebar fitinah. Karena dendam dan fitnah dapat menyebabkan celaka yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.



    2.3.3    Cerita  Rakyat
Dalam mitos yang dikenal dengan cerita rakyat adalah usaha manusia yang mengisahkan peristiwa penting yang menyangkut kehidupan masyarakat, biasanya disampaikan dari mulut ke mulut sehingga sulit diperiksa kebenarannya. Salah satu contoh cerita rakyat adalah kisah Joko Tingkir.
Cerita rakyat Joko Tingkir ini mengisahkan seorang pemuda yang hidup di desa terpencil di suatu kota di Jawa Tengah. Desa itu bernama Desa Banyubiru. Di Desa itu tinggal seorang yang amat saleh dan bijaksana, bernama Ki Buyut Banyubiru. Pada suatu sore, datanglah seorang pemuda yang ingin berguru padanya. Pemuda itu bernama Joko Tingkir. Maksud kedatangan Joko Tingkir adalah ingin memohon ampunan dari Sultan Demak untuk menebus kesalahannya karena telah membunuh Dadungawuk. Di rumah Ki Buyut Banyubiru selain Joko Tingkir, ternyata ada pemuda lain bernama Mas Manca yang tinggal di sana. la berasal dari Desa Kalpitu di lereng Gunung Lawu. Setiap hari kedua pemuda itu menerima berbagai ilmu untuk menambah kesaktian.
Setelah berguru pada Ki Buyut Banyubiru selama tiga bulan, Ki Banyu Biru memanggil Joko Tingkir dan mengatakan "Anakku Joko Tingkir, sudah tiba saatnya kau menampakkan diri di hadapan Sultan Demak. Ini, terimalah segenggam tanah. Bila kelak kau berjumpa dengan banteng, masukkan tanah ini ke dalam mulutnya. Banteng itu akan mengamuk dan lari ke Alun-Alun Prawata. Saat itulah Sultan akan memanggilmu,". Setelah mendengarkan nasihat dari Ki Buyut Banyubiru, Joko Tingkir ditemani oleh Mas Manca, Ki Wuragil dan Ki Wila pergi  menempuh perjalanan dengan menyusuri sungai menggunakan rakit. Setelah mereka tiba di tepi sungai dan segera memasuki hutan belantara. Tiba-tiba mereka melihat seekor banteng ganas yang siap menyerang. Joko Tingkir segera memasukkan tanah yang diberikan oleh Ki Buyut Banyubaru ke dalam mulut banteng. Seketika itu juga banteng mengamuk dan lari ke Alun-Alun Prawata.
Peristiwa yang menghebohkan itu akhirnya didengar oleh Sultan Demak. Beliau sangat cemas memikirkan keselamatan penduduknya. Tiba-tiba ia melihat Joko Tingkir yang sedang berdiri di pinggir alun-alun menyaksikan banteng mengamuk itu. Segera Joko Tingkir dipanggil menghadapnya. "Kalau kau dapat mengalahkan banteng itu, aku bersedia mengampuni kesalahanmu," kata Sultan Demak kepada JokoTingkir. "Hamba sanggup mengalahkan banteng itu, Tuanku." Segera ia berlutut hormat di depan Sultan Demak dan bersiap menghadapi banteng itu. Kedatangannya langsung menarik perhatian banteng ganas itu. Banteng itu mendengus dan siap menyeruduk dengan tanduknya yang tajam. Terjadilah pertarungan yang seru antara banteng dan Joko Tingkir. Ketika banteng itu akan menyeruduk perut Joko Tingkir, tiba-tiba tangan kanan Joko Tingkir menghantam kepala banteng itu. Seketika kepala banteng itu pecah dan tubuhnya roboh tak berdaya. Darah mengucur dari kepalanya dan membasahi tanah sekitarnya. Kemenangannya disambut dengan sorak-sorai penduduk yang menyaksikan keberaniannya.
Setelah berhasil memenangkan pertarungan itu Joko Tingkir kembali menghadap Sultan Demak. “Joko Tingkir, aku sangat berterimakasih padamu. Kau telah menyelamatkan rakyatku dari amukan banteng itu. Sesuai dengan janjiku, aku mengampuni semua kesalahanmu," kata Sultan Demak kepada Joko Tingkir. Selanjutnya Joko Tingkir diangkat sebagai Lurah Prajurit Tamtama. Karena tingkah lakunya sangat sopan dan bijaksana maka akhirnya Joko Tingkir diangkat menjadi menantu Sultan Demak.
Pesan moral dari Cerita Rakyat Joko Tingkir adalah Kita berusaha menebus kesalahan kita dengan melakukan perbuatan baik dan terpuji. Dalam hidup ini sebaiknya kita bersedia saling memaafkan kesalahan orang lain.

















BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ilmu Alamiah Dasar adalah ilmu yang mempermasalahkan struktur dan berlangsungnya dunia alam, dimana manusia pun dianggap bagian dari alam itu sendiri. Dan lingkungan hidup meliputi sejumlah kondisi ekstrem disekitar organisme yang ikut serta secara dekat mempengaruhi kehidupan dan perkembangan organisme yang bersangkutan.
Ilmu Alamiah Dasar bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan wawasan pemikiran khusus berkenaan dengan alam semesta agar daya tangkap, persepsi, dan penalaran berkenaan dengan lingkungan  alam dapat ditingkatkan.
Mitos (Mitos sebenarnya, legenda, dan cerita rakyat) sendiri termasuk dalam ruang lingkup pembelajaran Ilmu Alamiah Dasar, karena menjelaskan tentang perkembangan alam pikiran manusia.
3.2. Saran
Saran yang dapat penulis berikan adalah Sebagai manusia kita harus mengembangkan pemikiran kita, mencari dan mengembangkan terus ilmu pengetahuan. Kita juga perlu melestarikan budaya nusantara ini agar dapat diketahui oleh generasi yang akan datang.















DAFTAR PUSTAKA

Harmoni, A. (1996). Pengantar ilmu alamiah dasar. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Komandoko, G. (2008). Jaka Tingkir. Jogjakarta: DIVA Press.
Raharjo, I,T. (2009). Hubungan antara mitos seks dengan perilaku seksual pada remaja SMA di Kecamatan Klaten Kota. (Skripsi). Surakarta: FIK. Kesehatan Masyarakat. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Setyorini, N., & Sukirno. (2019). Nilai moral lingkungan hidup dalam cerita rakyat nusantara. Jurnal Pendiidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya. 6(11), 523.
Tasmuji., Cholil., Gati, V., & Aziz, A. (2018). Ilmu alamiah dasar ilmu sosial dasar ilmu budaya dasar. Surabaya: UIN Sunan Ampel Press.

Komentar

Postingan Populer